السبت، 06 كانون1/ديسمبر 2025

Pendidikan Berasrama Al-Zaytun Bikin Takjub, Wali Pelajar: “Yang Saya Temui Hanya Ketertiban dan Kedamaian”

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

lognews.co.id - Wali pelajar Pondok Pesantren Al-Zaytun, Pak Tasir, mengaku tidak menemukan keanehan apa pun selama anaknya menempuh pendidikan di lembaga tersebut. Ia justru merasa kagum dengan sistem pendidikan, kedisiplinan, dan cara pembentukan karakter yang diterapkan di pesantren yang berada di Kecamatan Gantar, Indramayu, Jawa Barat itu.

“Anehnya di mana? Saya belum menemukan. Keanehan yang ada justru kekaguman saja,” ujar Pak Tasir dalam program Al-Zaytun Files yang ditayangkan Lognews TV.

Tasir dikenal sebagai seorang wartawan sekaligus pengusaha umrah yang telah lama mengikuti perjalanan Al-Zaytun. Ia mengaku mengenal langsung sistem pendidikan di dalamnya dan melihat sendiri bagaimana para pelajar dibentuk menjadi pribadi yang disiplin, tangguh, serta memiliki visi kemanusiaan yang luas.

Rasa Bangga dan Keyakinan

Sebagai orang tua, Tasir mengaku sangat bangga dengan keputusan untuk mempercayakan pendidikan dua putranya di Al-Zaytun. Menurutnya, keputusan itu justru menjadi langkah terbaik dalam membentuk karakter anak-anak agar tumbuh sebagai generasi berilmu dan berakhlak.

“Saya tidak ada penyesalan bahkan tidak ada kekhawatiran. Saya punya keyakinan, itu tempat baik dan akan melahirkan insan-insan yang baik,” katanya.

Ia menambahkan, sejak anak-anaknya tinggal di lingkungan pesantren, perubahan sikap dan kedisiplinan terlihat nyata. Mereka menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab, serta memiliki semangat belajar yang tinggi. “Kalau sudah terbiasa hidup teratur di Al-Zaytun, mau tidak mau terbentuk pribadi yang disiplin,” ujarnya.

Kenyataan Berbeda dari Pemberitaan

Tasir menilai, apa yang sering diberitakan media tentang Al-Zaytun kerap tidak sesuai dengan kenyataan yang ia rasakan sebagai wali pelajar. Ia menyebut banyak pemberitaan yang terkesan menuduh tanpa melihat langsung apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.

“Kalau saya lihat sendiri, anak-anak di sana tumbuh dalam suasana damai, belajar dengan penuh semangat, tidak ada ajaran aneh. Yang saya temui justru pendidikan moral, kebersihan, dan kerja sama,” tuturnya.

Ia juga menyoroti prestasi para pelajar Al-Zaytun yang menurutnya luar biasa. Beberapa di antaranya sudah menulis buku sendiri saat masih duduk di bangku sekolah dasar, sebuah hal yang jarang ditemukan di lembaga pendidikan lain. “Saya tahu sendiri ada anak-anak SD yang sudah bisa menulis buku, bahkan mempresentasikan gagasannya dengan percaya diri. Itu luar biasa,” kata Tasir.

Lingkungan yang Mendidik dan Menenangkan

Selain aspek akademik, Tasir mengakui bahwa lingkungan Al-Zaytun memberikan suasana yang mendidik dan menenangkan. Ia menilai pola kehidupan yang diterapkan di dalam kampus pendidikan tersebut sangat memperhatikan keseimbangan antara ilmu, spiritualitas, dan kemandirian.

“Anak saya cerita, setiap hari mereka punya rutinitas yang disiplin. Mulai dari bangun pagi, olahraga, belajar, ibadah, sampai istirahat semua sudah diatur dengan baik. Jadi tidak ada waktu yang terbuang sia-sia,” ungkapnya.

Menurut Tasir, pembiasaan hidup sehat, makan teratur, dan lingkungan yang bersih merupakan bentuk nyata dari pendidikan menyeluruh yang diterapkan Al-Zaytun. Ia menilai sistem itu mendukung sepenuhnya konsep pendidikan modern berbasis karakter yang kini banyak diadopsi lembaga pendidikan lain.

Harapan untuk Pemerintah

Menanggapi langkah pemerintah yang masih berupaya melakukan pendampingan terhadap Al-Zaytun, Tasir berharap proses itu dilakukan secara bijak dan tidak menimbulkan keresahan di kalangan wali pelajar. Ia meminta pemerintah untuk melihat langsung realitas pendidikan yang dijalankan di dalamnya, bukan berdasarkan stigma yang berkembang.

“Kami berharap pemerintah berdamai dengan Al-Zaytun. Berikan ketenangan dan kedamaian bagi para wali pelajar yang telah mempercayakan pendidikan anaknya di sana,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa para wali pelajar tetap solid mendukung pesantren tersebut karena mereka sudah melihat hasil nyata dari proses pendidikan yang dijalankan. “Kami tidak ingin anak-anak kami terganggu hanya karena opini yang tidak benar. Kami ingin mereka tetap belajar dengan tenang,” tutupnya.

Pesan untuk Sesama Wali Pelajar

Menutup pernyataannya, Pak Tasir mengajak seluruh wali pelajar untuk tetap percaya dan menjaga semangat kebersamaan. Menurutnya, Al-Zaytun bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi juga wadah pembentukan generasi yang mencintai ilmu dan kedamaian.

“Jangan mudah terpengaruh isu luar. Datang saja, lihat sendiri bagaimana anak-anak belajar di sana. Kalau sudah melihat langsung, pasti paham bahwa yang diajarkan adalah kebaikan,” pungkasnya. (Sahil untuk Indonesia)