PEMILU
الإثنين، 23 أيلول/سبتمبر 2024

Penggunaan Ganja Untuk Medis Perlu Kepastian Dan Pembuktian

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

Lognews201.com – Pemerintah melarang penyalahgunaan pemakaian ganja, dari situs BNN pengertian Ganja atau mariyuana adalah psikotropika atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya. Jenis obat-obatan ini bisa ditemukan dengan mudah di apotik, hanya saja penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter. Efek kecanduan yang diberikan pun memiliki kadar yang berbeda-beda, mulai dari berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan hingga ringan.

Dalam ganja terkandung tetrahidrokanabinol dan kanabidiol yang membuat pemakainya mengalami euforia. Ganja biasanya dibuat menjadi rokok untuk dihisap supaya efek dari zatnya bereakGanja atau mariuna merupakan salah satu zat adiktif yang dicantumkan oleh

Undang-undang narkotika mengatakan  orang yang menggunakan memiliki menyimpan menguasai menyediakan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, atau sebagai perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan bisa terancam pidana.

Dalam penggunaannya, menjadi polemik di kalangan masyarakat dengan penggunaan ganja medis, tanaman ganja yang memiliki manfaat terhadap kesehatan tidak hanya sekedar untuk rekreasi selama ribuan tahun ganja digunakan terbatas untuk rekreasi tetapi dengan perkembangan penelitian ditemukan manfaat kesehatan.

Pada 2018 administrasi makanan dan obat-obatan VDA Amerika Serikat menyetujui epidiolex obat berbasis kanabidiol atau CBD yang berasal dari tanaman ganja untuk mengobati gangguan kejang

Menurut pakar neuro science, Dr. Ryu Hasan, tidak ada satupun laporan medis kedokteran yang mencatat adanya orang yang menderita sakau terhadap ganja jika tidak mengkonsumsi atau mengakibatkan ketergantungan bagi yang mengkonsumsi.

Penggunaan ganja untuk medis bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan dosis tertentu.

Namun Dr. Ryu Hasan menyatakan belum ada pembuktian bahwa ganja bisa menggantikan obat obat yang sudah diuji. (Amr-untuk Indonesia)