lognews.co.id, Zodiak, serangkaian rasi bintang yang digunakan untuk meramalkan nasib dan kepribadian manusia, telah menjadi bagian integral dari budaya manusia selama berabad-abad. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah, siapa sebenarnya yang menciptakan zodiak? Apakah ini adalah hasil pemikiran manusia atau ada kaitannya dengan fenomena langit yang tak terelakkan?
Untuk memahami asal usul zodiak, kita harus melacak jejaknya hingga ribuan tahun yang lalu. Zodiak pertama kali muncul di sekitar wilayah Mesopotamia kuno, yang sekarang dikenal sebagai wilayah Timur Tengah. Orang-orang Sumeria, bangsa yang tinggal di wilayah ini pada sekitar 2000 SM, diketahui telah mengamati langit dan mengidentifikasi pola tertentu dalam gerakan bintang.
Orang Sumeria membagi langit menjadi 12 wilayah yang berbeda berdasarkan perjalanan Matahari melalui rasi bintang. Setiap wilayah ini kemudian diberi nama sesuai dengan objek atau hewan yang berhubungan dengannya. Dari sinilah konsep zodiak modern mulai muncul.
Namun, penggunaan zodiak sebagai alat prediksi dan penentuan kepribadian manusia tidak muncul sampai beberapa abad kemudian. Bangsa Babilonia, yang mewarisi tradisi dan pengetahuan Sumeria, mengembangkan sistem astrologi yang lebih rumit pada sekitar 600 SM. Mereka mengasosiasikan setiap rasi bintang dengan dewa dan diyakini bahwa karakteristik dan nasib seseorang dapat dipengaruhi oleh posisi bintang saat mereka lahir.
Kepercayaan ini kemudian menyebar ke Yunani kuno dan Romawi, di mana sistem astrologi dan penggunaan zodiak semakin berkembang. Orang-orang Yunani mengaitkan zodiak dengan mitologi mereka, memberikan nama-nama dewa dan makhluk mitologi kepada setiap rasi bintang.
Pada abad ke-2 Masehi, seorang astronom terkenal bernama Claudius Ptolemy menyusun Almagest, karya monumental tentang astronomi yang memperkenalkan sistem koordinat ekliptika dan meramalkan nasib manusia berdasarkan zodiak. Karya Ptolemy ini menjadi acuan penting dalam perkembangan astrologi Barat selama berabad-abad berikutnya.
Dalam konteks modern, zodiak dan astrologi masih tetap menjadi subjek minat dan kontroversi. Meskipun telah ada perkembangan ilmiah yang signifikan dalam pemahaman kita tentang alam semesta, banyak orang masih tertarik pada ramalan dan interpretasi zodiak sebagai panduan untuk menghadapi kehidupan mereka.
Jadi, siapa yang sebenarnya menciptakan zodiak? Jawabannya tidak dapat disematkan pada satu individu, tetapi lebih merupakan hasil dari perkembangan budaya manusia yang melibatkan berbagai peradaban. (rifAI)