PEMILU
Saturday, 28 September 2024

KEUNGGULAN CAK IMIN DARI CAWAPRES NU YANG LAIN

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Oleh : H. Adlan Daie.

Pemerhati politik dan sosial keagamaan.

Siapa pun kelak tokoh politik NU atau tokoh politik yang "di NU-NU kan" dipilih oleh Ganjar atau Prabowo sebagai pasangan cawapres dalam pilpres 2024 hanyalah "ban serep", alat "pengepul elektoral", tidak memiliki instrument negosiasi politis apapun atau "less power" dalam diksi politik Alvin Toffler 

Itulah pembedanya dengan Cak Imin. Cak Imin adalah satu satunya tokoh politik NU pemegang kendali politik sebagai ketua umum partai, yakni PKB, satu satunya partai legal dan konstitusional yang didirikan PBNU (1998), jelas "nasab" dan "sanad" politiknya.

 

Dalam posisi politik di atas itulah Cak Imin memiliki instrument perimbangan negosiasi politik sehingga kelak jika terpilih tidak akan menjadi wapres "ban serep" melainkan "navigator", terlibat menentukan ke mana arah "mobil" pembangunan digerakkan.

 

Inilah yang dimaksud dalam kaidah politik pesantren bahwa Cak Imiin dalam posisi politik ketua umum PKB adalah variabel koalisi "kafaah", yakni koalisi bersifat setara, saling melengkapi, tidak dominatif satu terhadap yang lain, tidak sekedar alat "pengepul elektoral" bagi kepentingan pesta politik pihak "luar" NU.

 

Dengan kata lain memilih Cak Imin bukan sekedar memilih sosok personal cawapres dari tokoh politik NU tapi Cak Imin sebagai tokoh politik NU adalah "kebermaknaan politis" dalam koalisi pasangan "perubahan" pengusung pasangan "AMIN".

 

Dalam konteks itu Anies tepat meletakkan Cak Imin dalam konsep politik sebagai pasangan "dwi tunggal", bukan "ban serep" atau meminjam lirik milenial Ariel Noah pasangan Anies dan Cak Imin adalah pasangan "separuh jiwa".

 

Keunggulan kompetitif atau "competitive advantage" inilah yang tidak akan dimiliki tokoh politik NU lain jika kelak dipilih menjadi cawapres pasangan Ganjar atau Prabowo kecuali lagi lagi NU sekedar "iklan" politik minus kebermaknaan perjuangan politis bagi warga NU.

 

Dengan demikian tawaran politiknya apakah warga NU hendak memilih tokoh politik NU sekedar pajangan protokoler kekuasaan ataukah memilih tokoh politik NU yang memiliki power politik menghadirkan kebermaknaan maslahat politik bagi warga NU?

 

Point terakhir inilah keunggulan politik Cak Imin.

 

Wassalam