Sunday, 07 December 2025
Previous Next

Diseminasi Pelatihan Pembelajaran Mendalam di PKBM Al-Zaytun: Membangun Kesataraan Tutor tentang Paradigma Pendidikan

User Rating: 1 / 5

Star ActiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Oleh Ali Aminulloh

lognews.co.id, Indonesia - Pendidikan sejatinya adalah sebuah perjalanan yang tak pernah berhenti. Untuk terus relevan dan adaptif terhadap tuntutan zaman, para pendidik harus senantiasa mengasah diri. Inilah yang menjadi landasan bagi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-Zaytun untuk melakukan sebuah terobosan. Demi menyamakan frekuensi dan pemahaman para tutor tentang Pembelajaran Mendalam, PKBM Al-Zaytun mengadakan sosialisasi penting yang menjadi tonggak awal perubahan.

IMG 20250904 WA0018

Kamis, 4 September 2025, bertempat di kantor PKBM Al-Zaytun, acara yang dimulai pukul 15.30 hingga 17.15 WIB ini dihadiri oleh 35 orang tutor yang antusias. Tiga narasumber berkompeten hadir untuk membagikan ilmu yang telah mereka dapatkan dari pelatihan sebelumnya. Mereka adalah Sahrul Abadi, S.Pd., Abdul Karim, S.Mn., M.Pd., dan Giarto, S.Pd.

Acara ini merupakan puncak dari serangkaian pelatihan yang telah diikuti oleh perwakilan PKBM Al-Zaytun. Sebelumnya, Giarto, S.Pd., telah mengikuti Training Pembelajaran Mendalam yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pada 23-28 Juli 2025. Pelatihan tersebut diikuti oleh para kepala sekolah SD, SMP, SKB, dan kepala PKBM penerima Boskin.

Tak berhenti di situ, PKBM Al-Zaytun kembali mengutus dua tutor terbaiknya, Abdul Karim, S.Mn., M.Pd., dan Sahrul Abadi Haryanta, S.Pd.I., untuk mengikuti pelatihan serupa yang khusus bagi para tutor dari tanggal 30 Juli hingga 5 Agustus 2025 di Indramayu. Langkah ini diambil untuk memastikan adanya "sawasiyah" atau kesetaraan pemahaman di antara seluruh tutor, sehingga semangat dan metode Pembelajaran Mendalam bisa diimplementasikan secara merata.

 

Tumbuh dan Berpikir Kritis: Filosofi Pembelajaran Mendalam

Dalam sosialisasi tersebut, ketiga narasumber secara bergantian memaparkan materi dengan detail. Bapak Sahrul Abadi mengawali sesi dengan menjelaskan delapan dimensi Profil Kelulusan yang menjadi esensi dari Pembelajaran Mendalam. Dimensi-dimensi tersebut meliputi:

1. Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan YME

2. Kewargaan

3. Penalaran Kritis

4. Kreatif

5. Kolaboratif

6. Kemandirian

7. Kesehatan

8. Komunikatif

Beliau menegaskan bahwa Pembelajaran Mendalam bukanlah sekadar cara mengajar biasa. Ini adalah pendekatan yang mendorong siswa untuk menjadi subjek aktif dalam proses belajar. "Jangan samakan dengan mengajar anak-anak pada umumnya," ujarnya. Pembelajaran Mendalam lebih menekankan pada siswa agar aktif, kritis, dan merasa senang dalam prosesnya.

Sementara itu, Abdul Karim fokus pada prinsip, pengalaman, dan kerangka Pembelajaran Mendalam. Menurutnya, prinsip utamanya adalah menghadirkan proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Tiga pilar pengalaman belajar yang harus dicapai adalah memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa Pembelajaran Mendalam adalah proses yang reflektif, kolaboratif, kontekstual, dan relevan dengan kebutuhan warga belajar. Kerangkanya dimulai dari menentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan bermakna, lalu mengaitkannya dengan konteks nyata kehidupan para siswa agar mereka benar-benar memahami manfaat dari apa yang mereka pelajari.

 

Pola Pikir yang Bertumbuh: Kunci Kemajuan Pendidikan

Sesi terakhir diisi oleh Giarto, S.Pd. yang memaparkan hal esensial terkait pola pikir dalam pendidikan. Ia membedakan dua jenis pola pikir: pola pikir tetap (fixed mindset) dan pola pikir bertumbuh (growth mindset).

Orang dengan pola pikir tetap cenderung pasrah, enggan berkembang, dan merasa puas dengan apa adanya. Sebaliknya, orang dengan pola pikir bertumbuh adalah mereka yang selalu optimis, ingin terus meningkat, maju, dan berkembang dalam kondisi apa pun. Pembelajaran Mendalam menuntut adanya pola pikir bertumbuh, baik dari tutor maupun warga belajar.

Giarto juga memaparkan bagaimana Pembelajaran Mendalam harus selaras dengan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Ia merinci indikator keberhasilan Pembelajaran Mendalam yang mencakup keterlibatan, berpikir kritis, penerapan dalam konteks nyata, kemandirian, penggunaan teknologi, dan proses umpan balik.

Sebagai penutup, ia merangkum karakteristik utama Pembelajaran Mendalam:

• Berpusat pada warga belajar

• Bermakna dan kontekstual

• Mendorong berpikir kritis

• Reflektif

• Berorientasi pada proses

Dengan kata lain, Pembelajaran Mendalam ditandai oleh keterlibatan aktif warga belajar, keterkaitan materi dengan kehidupan nyata, serta penekanan pada pembentukan nilai dan karakter yang kuat.

 

Epilog: Sebuah Perjalanan Menuju Makna

Pembelajaran mendalam bukan sekadar metode ajar, melainkan sebuah transformasi cara pandang. Ini adalah ajakan untuk meninggalkan zona nyaman dan merangkul sebuah proses yang menantang, namun penuh makna. Melalui langkah-langkah progresif ini, PKBM Al-Zaytun menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan benih karakter yang kokoh, penalaran yang tajam, dan semangat untuk terus bertumbuh.

Sinar senja yang menerpa jendela kantor PKBM Al-Zaytun seolah menjadi saksi bisu dari semangat para tutor yang menyala. Mereka adalah para penjaga obor pendidikan, yang kini memegang kompas baru, siap memandu para warga belajar menuju sebuah perjalanan yang bukan hanya tentang "apa yang dipelajari," tetapi juga "mengapa kita belajar." Inilah esensi dari pendidikan sejati: sebuah proses yang membebaskan, memberdayakan, dan menginspirasi setiap jiwa untuk menemukan potensinya yang paling dalam.