Sunday, 07 December 2025

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa Cari Cara Tekan Subsidi Listrik

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id - Pemerintah Indonesia melalui Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa serius mencari cara menekan subsidi listrik yang membebani APBN tanpa harus menaikkan tarif listrik bagi masyarakat. Salah satu strategi utamanya adalah mendorong pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan, terutama Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pemerintah berupaya menekan biaya produksi listrik dari PLTS agar menjadi lebih efisien, sehingga subsidi listrik dapat dikurangi bahkan dihapus tanpa membebani konsumen dengan kenaikan tarif listrik.

Mengkaji teknologi PLTS yang bisa menekan biaya produksi agar lebih murah atau setara dengan harga listrik saat ini, dengan potensi investasi besar untuk produksi panel surya dan baterai dalam negeri.

Pemutakhiran teknologi PLTS dan eksplorasi sumber energi baru terbarukan lain yang efisien untuk mengurangi ketergantungan pada subsidi listrik fosil

Pemerintah juga menyusun kebijakan dan rencana usaha penyediaan tenaga listrik yang mengarah pada pencapaian bauran energi terbarukan yang ditargetkan sebesar 23% pada tahun 2025.

Dengan fokus pada efisiensi dan investasi teknologi energi terbarukan, pemerintah berharap bisa mengurangi beban subsidi listrik sambil mendorong transisi energi bersih secara berkelanjutan tanpa merugikan masyarakat secara ekonomi.

Teknologi baru yang sedang dikembangkan untuk menekan biaya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) agar lebih murah dan efisien pada tahun 2025 meliputi:

Pengembangan sel surya berbahan perovskit dengan potensi efisiensi mencapai 30% atau lebih tinggi, menggantikan silikon konvensional.

Panel surya film tipis (thin-film) menggunakan bahan seperti kadmium telluride (CdTe) atau CIGS yang lebih murah dan memerlukan energi produksi lebih rendah dibandingkan panel silikon.

Integrasi fotovoltaik ke dalam bangunan (BIPV) yang memungkinkan panel surya menggantikan material bangunan sekaligus menghasilkan listrik.

Panel dengan daya konversi energi surya ke listrik mendekati 50% melalui inovasi material dan desain.

Panel monokristalin silikon modern dengan efisiensi 15-23% terus diperbarui untuk performa terbaik.

Dengan penggunaan teknologi Penyimpanan Energi (Battery Energy Storage System - BESS), mendorong penurunan biaya baterai lithium-ion penyimpan energi dari PLTS, dari sekitar US$200-500/kWh menjadi sekitar US$100/kWh.

Integrasi baterai dengan PLTS memungkinkan pemanfaatan energi solar di waktu malam atau saat cuaca buruk sehingga mengurangi penggunaan pembangkit fosil seperti diesel.

Sistem baterai skala besar dikembangkan untuk mengurangi beban puncak listrik dari pembangkit gas dan diesel.

Teknologi lain seperti sistem panel surya bifacial (menghasilkan energi dari kedua sisi panel) dan panel terapung (floatovoltaic) juga mulai berkembang untuk meningkatkan potensi energi yang dihasilkan.

Dengan teknologi-teknologi tersebut, diharapkan biaya produksi listrik dari PLTS akan semakin menurun, sehingga subsidi listrik dapat ditekan secara signifikan tanpa membebani konsumen. (Aries-untuk Indonesia)