lognews.co.id, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Muhammad Qodari sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) menggantikan AM Putranto pada Rabu, 17 September 2025 di Istana Negara, Jakarta. Pelantikan ini tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 96/P dan 97/P Tahun 2025, menjadi bagian dari reshuffle besar yang juga mengubah posisi sejumlah menteri dan pejabat strategis lain .
Muhammad Qodari adalah pengamat politik dan peneliti yang dikenal luas. Ia lahir pada 15 Oktober 1973, menempuh pendidikan S1 Psikologi Sosial di Universitas Indonesia, S2 Political Behavior di University of Essex, Inggris, dan gelar Doktor Ilmu Politik dari Universitas Gadjah Mada pada 2016. Sebelum diangkat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, Qodari menjabat Wakil Kepala Staf Kepresidenan di era pemerintahan Prabowo Subianto ini .
Langkah pelantikan Qodari yang berlatar belakang pengamat politik merefleksikan kemungkinan arahan kebijakan Pemerintahan yang lebih fokus pada kajian politik dan strategi komunikasi politik dalam menjalankan pemerintahan. Hal ini juga memperkuat lingkaran inti pemerintahan Prabowo dengan tokoh yang berpengalaman riset dan analisis politik. Dampak reshuffle besar ini bisa menunjukkan langkah pemerintah untuk merespons dinamika politik dan membangun kabinet yang lebih adaptif serta responsif di periode kekuasaan berikutnya .
Jadi, pengangkatan Qodari menandai pergeseran yang berpotensi memperkuat pengambilan kebijakan berbasis kajian politik mendalam dan riset strategis dalam pemerintahan Prabowo Subianto
Latar belakang kebijakan Muhammad Qodari yang kuat sebagai pengamat politik dan peneliti dengan fokus kajian perilaku politik dan polarisasi, sangat memengaruhi prioritas pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Sebagai Kepala Staf Kepresidenan, Qodari membawa pendekatan riset dan analisis data politik untuk mengatasi tantangan polarisasi politik yang dinilai kuat dan menjadi faktor risiko dalam stabilitas nasional.
Qodari pernah menyuarakan pentingnya mengatasi polarisasi politik yang makin dalam, bahkan mendukung wacana perpanjangan masa jabatan presiden untuk memastikan persatuan dan menghindari konflik sosial yang berkepanjangan. Dengan latar belakang ini, arah kebijakan pemerintahan bisa lebih menitikberatkan pada program-program yang dapat menyatukan bangsa, memperkuat stabilitas politik, sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai basis kekuatan negara.
Selain itu, Qodari menegaskan perannya untuk aktif mensosialisasikan program prioritas pemerintah, khususnya yang menyangkut pengentasan masalah sosial seperti stunting dan kesenjangan gizi anak. Fokus pada pembangunan kualitas sumber daya manusia juga terlihat sebagai prioritas utama untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.
Dengan bekal pengalaman akademis dan praktis dalam analisa politik, kebijakan yang dijalankan KSP di bawah Qodari cenderung strategis, berbasis data politik dan sosial, serta adaptif terhadap dinamika politik untuk menjamin kelangsungan stabilitas dan kemajuan pemerintahan . (Aries - untuk Indonesia)


