PEMILU
Friday, 20 September 2024

Syaykh Panji Gumilang Luncurkan Kapal LKM. K-01.KM.Gunung Surowiti “Jangan Takut Kelaparan, Indonesia Banyak Makanan”

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

lognews.co.id, Indramayu - 25 tahun usia Ma'had Al-Zaytun, berjaya dengan peluncuran kapal KM. 01 Gunung Surowiti, sebesar 200 gros ton, diluncurkan oleh Syaykh Panji Gumilang bersama sahabatnya Kivlan Zein dipersaksian oleh ratusan orang dari berbagai kalangan sosial, etnis, termasuk yang lain agama. (28/8/2024).

Sejak pukul 08.00 WIB peserta peluncuran kapal sudah berbaris mengumandangkan Indonesia Raya 3 Stanza diiringi tim paduan suara santri Al Zaytun, dilanjut dengan sambutan dari Syaykh Panji Gumilang dan Mayor Jenderal TNI Kivlan Zein, S.I.P., M.Si.  kemudian dilanjut dengan doa.

Selanjutnya dari bangunan lantai 1,2 dan 3 peserta melihat proses peluncuran kapal yang didorong dan digelincirkan dengan landasan kapal berupa bantalan dari “air bag” diiringi lagu mars Al Zaytun, lagu nenek moyangku orang pelaut dan lagu populer berjudul kubawa berita sejahtera dalam bahasa Ibrani oleh tim paduan suara.

Diwaktu siang acara dilanjutkan dengan menikmati tumpengan dengan lantunan musik lagu keroncong pelabuhan samudra biru, beberapa saat kemudian disediakan pucuk dari tumpengan (nasi kuning)  khusus untuk dilarung kelautan, mempertahankan ciri budaya nusantara.

Peluncuran kapal LKM. K-01.KM.Gunung Surowiti berhasil dengan selamat meluncur ke perairan dengan sistem air bag, terjadi pada pukul 14.55 WIB dengan sebelumnya disahkan dengan berdoa didepan peserta peluncuran kapal dan dilanjutkan dengan menekan tombol sirine secara bersamaan oleh Syaykh Panji Gumilang, Kivlan Zein, dan Umi Farida Al Widad.

Dengan berhasilnya acara peluncuran kapal LKM. K-01.KM.Gunung Surowiti, salah satu peserta peluncuran kapal bernama Nurdin Abu Tsabit mengungkapkan bahwa akhirnya Al Zaytun dimampukan oleh Tuhan untuk melaut, yang dalam sejarah tempat peluncuran kapal tersebut menjadi tempat wara wirinya kapal kapal megah dari Belanda, Cina, Portugis dan lainnya, dan kini Al Zaytun mengembalikan sejarah nusantara bahwa kita mampu juga sebagai pelanjut nenek moyang kita yaitu pelaut yang disegani dilautan.

Kapal mudah dikenali dengan 3 warna dominan, dengan warna merah di sisi paling atas, diikuti warna putih dibawahnya, kemudian garis kuning emas dan warna biru ditepatkan paling bawah, merupakan kapal tradisional modern karena terbuat dari kayu dilapisi fiber bermesin Scania, kemudian terdapat tulisan LKM. K-01.KM.Gunung Surowiti dan simbol senjata cakra.

Pada Wayang Kulit Purwa dan Wayang Orang, senjata Cakra dirupakan sebagai mata panah berbentuk roda dengan gigi-gigi yang menyerupai mata tombak, Cakra tersebut adalah Cakra Sudarsana, atau Cakra Baskara sebagai senjata andalan Batara Wisnu, senjata itu juga dimiliki para titisannya, termasuk Prabu Kresna yang menjadi Raja Dwarawati.

Pemilihan hari Rabu menjadi kado spesial bagi perjalanan emas Ma'had Al-Zaytun,had Al Zaytun karena dipilih 1 hari usai ulang tahun Al Zaytun ke 25 pada tanggal 27/8/2024, juga dianggap Syaykh sebagai hari dimana kerbau kerbau petani yang libur kerja atau dalam Bahasa jawa disebut “preine kerbau”

Kapal yang dibuat selama kurang dari 2 tahun mulai dari November 2020 hingga 28, Oktober 2024 mampu membuat dua kapal besar 200 GT dan 600 GT atas bimbingan Syaykh Panji Gumilang dan dibantu oleh “jin” atau Jibril selaku penanggung jawab pembuatan kapal dan tim sebanyak kurang lebih 30 orang terdiri dari tenaga lingkungan, alumni Al Zaytun, dan perkayuan Al Zaytun.

Sosok Jibril memang mirip sekali dengan perawakan Jin yaitu rambut plontos, cekatan, sigap menjawab apapun yang diperintahkan oleh Syaykh dan bertubuh gempal, sehingga yang awalnya tidak mempunyai keyakinan memanggul tanggung jawab besar dalam proyek pembuatan kapal, “endingnya” menyenangkan dan membuatnya haru

“Saya tidak yakin dengan kemampuan saya membuat Kapal, namun saya selalu menerima koreksi bahkan Syaykh sendiri ikut mengajari memaku kapal, beliau juga yang mendisain, dan saya tidak banyak yang bisa diungkapkan hanya berterimakasih kepada Syaykh” ujar Jibril mengungkapkan harunya.

Syaykh Panji Gumilang menitik berakan kepada Blue Economy yang selama ini kurang dimaksimalkan oleh bangsa Indonesia sebagai bangsa pelaut sesuai dengan lagu nenek moyangku orang pelaut diciptakan oleh Ibu Sud pada tahun 1940, menggambarkan bagaimana Nusantara memiliki ketokohan para wanita pelaut yang disegani, sehingga menginspirasi syaykh untuk mengembalikan jati diri bangsa Indonesia sebagai orang orang pelaut dan diwujudkan dalam bentuk "blue economy" bagaimana bangsa Indonesia yang memiliki otak pintar dari konsumsi ikan terbaik, mengamankan pemakanan Indonesia sehingga tidak takut kehabisan makanan, sejahterakan nelayan, turut menjaga kekayaan alam dengan mengamankan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dari para pencuri ikan berbendera asing.

Kapal LKM. K-01.KM.Gunung Surowiti diambil dari nama gunung atau bukit Surowiti di Desa Surowiti, Kecamatan Panceng, jaraknya sekitar 40 kilometer dari Kota Gresik, dan Syaykh adalah tokoh bangsa yang berasal dari Gresik.

Kapal tersebut ditujukan agar mampu menghemat biaya angkut ikan ikan tuna sirip kuning yang dipesan dari Papua untuk Santri dan Civitas sebanyak 5.000 mulut yang harus dipenuhi pemakanannya, sekaligus menjamin kecerdasan dan kesehatan para santri Al Zaytun seperti yang selalu difikirkan oleh Syaykh untuk anak anaknya (santri).

Kedepan Syaykh berharap Indonesia tidak lagi mengeksor ikan ikan bagus, namun ikan terbaik Indonesia lebih dahulu dikonsumsi dan dipenuhi oleh rakyatnya sendiri dan  barulah sisanya untuk di ekspor.

Dengan peluncuran kapal pertama ini, Syaykh berpesan kepada khalayak untuk Indonesia Raya agar tidak perlu khawatir krisis pangan atau kelaparan, karena di Indonesia banyak makanan. (Amr-untuk Indonesia)