PEMILU
Saturday, 21 September 2024

M Qodari Jadi Saksi Ahli, Rely Harun Langsung Pertanyakan Sumber Dana Indo Barometer Demi Integritas Lembaga Survey

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id, Jakarta - Tim hukum Ganjar-Mahfud heran terhadap Muhammad Qodari lantaran terang-terangan menyatakan keberpihakannya mendukung Prabowo - Gibran saat dihadirkan sebagai saksi ahli dalam sidang sengketa Pilpres 2024, Kamis (4/4/2024).

Ahli dalam sidang diketahui sifatnya independen. Sebab itu, tim hukum Ganjar-Mahfud bertanya-tanya tentang status Qodari yang didatangkan tim hukum Prabowo-Gibran.

"Kami juga agak bingung mau memanggil saudara ahli atau saksi karena dari awal sudah berpihak," kata anggota tim hukum Ganjar Mahfud, Ignatius Andy, dalam sidang sengketa Pilpres di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis 4 April

Tim kuasa hukum Anies-Muhaimin, Refly Harun juga mempertanyakan soal keberpihakan Qodari saat masa-masa Pilpres 2024.

"Saudara bagian dari tim kampanye Prabowo-Gibran, atau bukan?" tanya Refly.

"Saya aktivis. Pilihan saya pribadi adalah 02," jawab Qodari.

Refly lantas bertanya apakah Qodari pernah mendirikan organisasi relawan pemenangan salah satu pasangan calon (paslon) dalam Pilpres 2024. Qodari yang juga menjabat Direktur Eksekutif lembaga survei Indo Barometer membenarkannya.

"Oiya, saya mendirikan organisasi namanya 'Gerakan Sekali Putaran'," jawab Qodari.

Berlanjut dalam kesempatan pertayaan yang diberikan hakim, Tim hukum Ganjar-Mahfud menganggap rajinnya Presiden Joko Widodo membagikan bantuan sosial (bansos) saat momen kampanye Pilpres 2024 memiliki dampak elektoral terhadap salah satu pasangan calon (paslon).

Menurut anggota tim hukum Ganjar Mahfud, Ignatius Andy bagi-bagi bansos memiliki keterikatan dengan elektabilitas paslon Pilpres 2024, dalam hal ini Gibran Rakabuming Raka selaku paslon nomor urut 2 cawapresnya Prabowo Subianto sekaligus putra Jokowi.

"Kami memperhatikan dan menghitung bahwa menjelang atau berdekatan dengan hari pencoblosan, bulan Januari-Februari, atau masa kampanye presiden, orang nomor satu republik ini sibuk ke sana ke mari sampai 24 kali membagi-bagi Bansos ke sana kemari, dalam pengamatan kami tidak ada masalah kelaparan tidak ada masalah bencana alam tidak ada masalah sosial dan lain-lain, Oke menurut kami alasannya itu elektoral untuk mendukung anaknya menjadi Wapres Ini bukti nepotisme, apakah memang saudara punya bukti lain untuk memberikan justifikasi sampai begitu sibuknya seorang presiden membagi-bagi Bansos itu pertanyaan” tanya Ignatius Andy.

“Oke baik ini saya menjawabnya kali ini dengan perasaan, izin ya jadi kan perasaan beliau ini saya jawab dengan perasaan saya. Perasaan saya Pak Jokowi sedang menjalankan tugas sebagai Presiden Republik Indonesia yang baik dan presiden yang suka blusukan, mau ada pemilu gak ada Pemilu dia pasti keliling Indonesia” jelas Qodari.

Selanjutnya Muhammad Qodari menjelaskan dampak Bansos dengan mengilustrasikan uji efek bansos di Indonesia yang dapat dilakukan dengan nonsistematis (dugaan/perasaan) dan sistematis (perilaku pemilih dengan analisis). Secara garis besar, uji efek bansos dalam perilaku memilih pada Pilpres 2024 ini dapat dilakukan dengan analisis statistik berupa deskriptif, korelasi, dan regresi.

“Melalui riset ilmiah dengan regresi, maka uji efek bansos dapat diketahui dengan lebih baik. Bahkan dari riset Survei Indikator Indonesia diketahui pemilih Paslon 02 justru lebih banyak yang tidak berstatus sebagai penerima bansos. Jadi alasan masyarakat memilih capres karena punya kualitas tertentu. Hal serupa juga berlaku pada money politic atau serangan fajar, sehingga tidak ada jaminan antara pemberian money politic dengan memilih kandidat apalagi itu pemberian parlinsos, ” jelas Qodari. (Amr-untuk Indonesia)