PEMILU
Friday, 20 September 2024

MUI tidak dibutuhkan pemerintah, Anwar Abbas : terserah !

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

lognews.co.id, Bekasi -  Para pengurus MUI laksana selebriti, bagaimana tidak, wajah mereka laris berseliweran tampil menjadi pembicara di media televisi nasional soal keviralan dan upaya mencap “sesat” sebuah Pesantren terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

Fokus, mengkonfirmasi berita viral dengan Wakil Ketua MUI Anwar Abbas, wartawan senior lognews.co.id Nasution berbincang mengenai Pondok Pesantren Al Zaytun yang di gagas Syaykh Panji Gumilang (SPG) soal statement "saya komunis".

Kembali jadi polemik apa yang diucapkan dalam video viralnya yang berserakan di dunia maya mencitrakan sebuah potongan video SPG, tegas dengan menunjuk nunjuk dirinya seorang komunis "saya komunis".

Diketahui ucapan Waketum MUI Anwar Abbas dalam siaran Tv nasional menjadi hal yang bisa menjadi bahan pembenaran bagi masyarakat, dengan anggapan SPG adalah benar komunis, sesuai dengan faktanya yang dituduhkan MUI.

Melalui sambungan telepon Watsapp tim lognews berkesempatan untuk menghubungi Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas, mengkonfirmasi ucapan viral tersebut.

Mengawali wawancara dengan sapaan akrab dan fokus kepada pertanyaan pokok oleh Nasution.

"Tapi kenapa sudah keluar pernyataan SPG komunis dari buya (Anwar Abbas) ?" tanya Nasution.

Anwar Abbas mengakui sumber yang diberikan saat menjawab pertanyaan presenter salah satu Tv nasional, merupakan berita dari media sosial (tik tok) yang beredar.

Lebih lanjut perkataan komunis yang disebutkan saat tayangan langsung, Anwar Abbas berdalih ucapan tersebut keluar karena ditanya oleh presenter.

"media memaksa saya untuk bilang komunis" sanggah Anwar.

Saat ditanyai apa dasarnya mengambil data dan fakta melalui medsos, Anwar Abbas menyayangkan media sosial yang sudah dibanjiri media dari yang benar sampai yang hoax sehingga membuat bingung semua orang.

“siapa yang salah, media sosial atau saya yang salah? Jadi ini media sosial ikut membuat kacau negara kan? termasuk Handy Nasution juga membuat kacau masalah kan gitu ya? Oleh karena beritanya berseliweran, maka tugas kita agar masyarakat bisa hidup tenang aman damai” jawab Anwar Abbas.

Ditambahkan lagi Anwar menegaskan untuk menutup semua media sosial, televisi, dan media lainnya jika

Anwar mengingatkan dalam wawancaranya bahwa ada banyak lagi permasalahan seperti Al Qur’an yang dikatakan kalamullah diganti dengan kalam nabi Muhammad SAW.

"tapi sekarang kok seolah membalikkan menyalahkan medsos yang beredar" ujar Nasution bertanya serius.

“pertanyaan saya kalau sudah banyak beredar, dan banyak,  itu sudah bisa dijadikan dasar atau tidak? kalau tidak bisa dijadikan dasar maka tutup saja media sosial, tutup semua media cetak, tutup saja media Tv kalau itu tidak bisa menjadi dasar, karena masalahnya sudah banyak, ya silahkan pihak kepolisian untuk menyidik” tegas Anwar.

Lanjut Anwar mengemukakan sikap Mahfud MD, membuat pernyataan adanya indikasi tindak pidana kepada Panji Gumilang.

“pertanyaan saya, darimana dia menyimpulkan, apa Mahfud MD sudah bertemu dengan Panji Gumilang, itu pertanyaan saya, berarti Mahfud MD mengambil kesimpulan tidak bertabayun dulu kan? itu pertanyaan saya” jawab Anwar dengan tegas.

Menurut Anwar Abbas, hal tersebut lumrah selama SPG tidak kooperatif untuk melakukan sanggahan dihadapan MUI, membuat MUI merasa pihak Al Zaytun tidak ada etiket baik sehingga menjadi dasar mengambil kesimpulan bahwa SPG sedang bertaqiyah (berpura pura).

Arti taqiyah adalah kepura puraan atau menyembunyikan sesuatu, menjadi ketakutan Anwar Abbas jika pihak Al Zaytun akan menjauhi dari subjek pertanyaan yang ditanyakan umat,  jika jawaban diklarifikasi atau dijawab di Pondok Pesantren Al Zaytun.

“saya gak yakin dia jujur, jika kembali ke golongannya dia akan menyatakan yang sebenarnya, dia kan mengaku sendiri kalau masuk NII, contohnya demo hari pertama mana yang lebih banyak, mendemo Al Zaytun atau yang didemo, di Tv kan bisa dilihat, bisa diasumsikan ternyata jumlah orang yang didatangkan saat demo bukan santri atau walisantri tetapi dari jaringan mereka semdiri” jawab Anwar sembari mengulang ulang soal taqiyah.

Pertanyaan penting dilemparkan dalam wawancaranya bersama tim lognews oleh wartawan senior Nasution menanggapi soal adanya situasi dan sikap Pemerintah yang seolah adu balap tidak menunggu  fatwa MUI dengan mengambil sikap membentuk Tim Investigasi buatan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan berkembang menjadi urusan pemerintah pusat.

“Apakah MUI dianggap tidak punya peran sehingga Pemerintah ikut andil, dan apakah MUI dibubarkan saja?” tanya Nasution serius.

“Ya terserah, kalau mau dibubarkan”jawab Anwar.

Selama ada yang menurut MUI salah maka akan tetap bersuara.

“dibutuhkan atau tidak dibutuhkan pemerintah yang jelas MUI punya sikap kalau ada orang yang punya pandangan menyimpang dengan agama islam maka MUI akan bicara, masalah diperhatikan atau tidak itu urusan Negara” pungkas Anwar menutup wawancaranya.  (Amr-untuk Indonesia)