PEMILU
Friday, 20 September 2024

World Press Freedom Day Ke-31, Berduka, Melindungi dan Mengevaluasi Kebebasan Pers Di dunia

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

lognews.co.id, Sejak tanggal 2 – 4 Mei 2024, Konferensi Hari Kebebasan Pers Sedunia dilaksanakan di Centro Cultural Gabriela Mistral, Santiago, Chili dan Unesco (organisasi internasional di bawah PBB yang bertujuan untuk mempromosikan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan).

Pers Freedom terlahir atas rekomendasi Sidang ke-26 Konferensi Umum UNESCO Tahun 1991, Hari Kebebasan Pers Sedunia pertama kali dicanangkan oleh Majelis Umum PBB pada bulan Desember 1993 dan disahkan untuk diperingati setiap tanggal 3 Mei.

Peringatan itu merupakan respon atas ajakan kelompok Wartawan Afrika pada tahun 1991 sesuai kesepakatan Deklarasi Windhoek yang berisi tentang pluralisme dan kemandirian media.

Dengan tujuan sebagai momentum evaluasi kebebasan pers di seluruh dunia dan menjadi upaya mempertahankan media dari ancaman atas kemerdekaan dan larangan membayar upeti kepada wartawan serta untuk memberikan penghormatan kepada wartawan yang telah kehilangan nyawa mereka dalam menjalankan profesi.

“Pers untuk Planet: Jurnalisme dalam menghadapi krisis lingkungan” menjadi tema dari perayaan World Press Freedom Day, atau hari Pers Sedunia tahun 2024 yang dipilih oleh UNESCO didedikasikan untuk pentingnya jurnalisme dan kebebasan berekspresi dalam konteks krisis lingkungan global untuk kebaikan masa depan yang berkelanjutan, sekaligus mencerminkan meningkatnya ancaman terhadap pers dan bumi.

Hari pers memperlihatkan solidaritas dan hari untuk mendukung media yang kerap menjadi target pengekangan dan penghapusan kebebasan pers dan seorang jurnalis sangatlah penting dalam menghargai keberanian mereka melalui kerja keras, ketekunan agar kita dapat mengetahui apa yang terjadi di seluruh panet ini.

Melalui berbagai macam bentuk salurannya, baik tulisan, gambar, video atau diskusi dengan berbagai narasumber dan objek berita, jurnalis dituntut menggambarkan kenyataan yang jujur dan berkeadilan sehingga bertujuan dapat mempercepat transformasi kehidupan ke arah lebih baik.

Mengutip isi pidato dalam konfrensi pers sedunia 2024, jurnalis yang pernah dianugrahi Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2021 Maria Angelita Ressa seorang jurnalis, dan penulis berdarah Filipina-Amerika, ia dikenal sebagai salah satu pendiri dari Rappler yang sebelumnya bekerja sebagai reporter investigasi utama di CNN, Asia Tenggara menitik beratkan peran penting pers untuk mengungkapkan berita yang bersumber kepada fakta.

Maria RessaMaria Ressa

“Saya telah mengatakannya berulang kali sejak tahun 2016 termasuk dalam kuliah Nobel dan izinkan saya mengulanginya lagi tanpa fakta Anda tidak dapat memiliki kebenaran, tanpa kebenaran Anda tidak dapat memiliki kepercayaan, tanpa ketiganya, kita tidak memiliki realitas bersama, tidak ada supremasi hukum, tidak ada demokrasi, Anda tidak dapat mulai menyelesaikan masalah-masalah eksistensial seperti perubahan iklim,” ujar Maria.

Jurnalisme lingkungan hidup adalah profesi yang semakin berbahaya, hari pers menjadi pengingat kepada pemerintah mengenai komitmen untuk menghormati kebebasan pers dan refleksi di kalangan profesional media mengenai isu kebebasan pers dan etika profesional

Pada hari tersebut sekaligus memperingati nama nama, para jurnalis yang kehilangan nyawa saat menjalankan tugas, mereka para pahlawan pemberani yang berjuang untuk memberikan suara kepada yang tidak memiliki suara, dan kita harus menghormati pengorbanan mereka dengan memperjuangkan kebebasan pers yang kuat dan teguh.

Untuk itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah meminta pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil untuk bergabung dalam menegaskan kembali komitmen mereka untuk menjaga kebebasan pers dan hak-hak jurnalis dan profesional media di seluruh dunia.

“Pers yang bebas bukanlah sebuah pilihan, namun sebuah keharusan. Hari Kebebasan Pers Sedunia sangatlah penting,” ujarnya dalam pesan yang memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia yang jatuh pada tanggal 3 Mei.

Ia mengaku terkejut dan terkejut dengan tingginya jumlah jurnalis yang tewas dalam operasi militer Israel di Gaza

Proses hukum juga disalahgunakan untuk menyensor, membungkam, menahan dan melecehkan wartawan lingkungan hidup, sementara era baru disinformasi iklim berfokus pada melemahkan solusi yang sudah terbukti, termasuk energi terbarukan.

Data dari Pew Research Center menyebutkan Perubahan Iklim Tetap Menjadi Ancaman Global Teratas dalam Survei 19 Negara' tahun 2022, sedangkan krisis iklim juga menjadi ancaman bagi para jurnalis dalam mengungkapkannya.

International Press Institute (IPI) melaporkan adanya ancaman terhadap liputan bebas dan independen mengenai perubahan iklim dan degradasi lingkungan dengan engungkap risiko-risiko yang melekat pada kebebasan pers.

World Press Freedom Day Ke-31, Berduka, Melindungi dan Mengevaluasi Kebebasan Pers Di dunia

lognews.co.id, Sejak tanggal 2 – 4 Mei 2024, Konferensi Hari Kebebasan Pers Sedunia dilaksanakan di Centro Cultural Gabriela Mistral, Santiago, Chili dan Unesco (organisasi internasional di bawah PBB yang bertujuan untuk mempromosikan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan).

Pers Freedom terlahir atas rekomendasi Sidang ke-26 Konferensi Umum UNESCO Tahun 1991, Hari Kebebasan Pers Sedunia pertama kali dicanangkan oleh Majelis Umum PBB pada bulan Desember 1993 dan disahkan untuk diperingati setiap tanggal 3 Mei.

Peringatan itu merupakan respon atas ajakan kelompok Wartawan Afrika pada tahun 1991 sesuai kesepakatan Deklarasi Windhoek yang berisi tentang pluralisme dan kemandirian media.

Dengan tujuan sebagai momentum evaluasi kebebasan pers di seluruh dunia dan menjadi upaya mempertahankan media dari ancaman atas kemerdekaan dan larangan membayar upeti kepada wartawan serta untuk memberikan penghormatan kepada wartawan yang telah kehilangan nyawa mereka dalam menjalankan profesi.

“Pers untuk Planet: Jurnalisme dalam menghadapi krisis lingkungan” menjadi tema dari perayaan World Press Freedom Day, atau hari Pers Sedunia tahun 2024 yang dipilih oleh UNESCO didedikasikan untuk pentingnya jurnalisme dan kebebasan berekspresi dalam konteks krisis lingkungan global untuk kebaikan masa depan yang berkelanjutan, sekaligus mencerminkan meningkatnya ancaman terhadap pers dan bumi.

Hari pers memperlihatkan solidaritas dan hari untuk mendukung media yang kerap menjadi target pengekangan dan penghapusan kebebasan pers dan seorang jurnalis sangatlah penting dalam menghargai keberanian mereka melalui kerja keras, ketekunan agar kita dapat mengetahui apa yang terjadi di seluruh panet ini.

Melalui berbagai macam bentuk salurannya, baik tulisan, gambar, video atau diskusi dengan berbagai narasumber dan objek berita, jurnalis dituntut menggambarkan kenyataan yang jujur dan berkeadilan sehingga bertujuan dapat mempercepat transformasi kehidupan ke arah lebih baik.

climate change

Jurnalisme lingkungan hidup adalah profesi yang semakin berbahaya, hari pers menjadi pengingat kepada pemerintah mengenai komitmen untuk menghormati kebebasan pers dan refleksi di kalangan profesional media mengenai isu kebebasan pers dan etika profesional

Pada hari tersebut sekaligus memperingati nama nama, para jurnalis yang kehilangan nyawa saat menjalankan tugas, mereka para pahlawan pemberani yang berjuang untuk memberikan suara kepada yang tidak memiliki suara, dan kita harus menghormati pengorbanan mereka dengan memperjuangkan kebebasan pers yang kuat dan teguh.

Untuk itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah meminta pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil untuk bergabung dalam menegaskan kembali komitmen mereka untuk menjaga kebebasan pers dan hak-hak jurnalis dan profesional media di seluruh dunia.

“Pers yang bebas bukanlah sebuah pilihan, namun sebuah keharusan. Hari Kebebasan Pers Sedunia sangatlah penting,” ujarnya dalam pesan yang memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia yang jatuh pada tanggal 3 Mei.

Ia mengaku terkejut dan terkejut dengan tingginya jumlah jurnalis yang tewas dalam operasi militer Israel di Gaza

Proses hukum juga disalahgunakan untuk menyensor, membungkam, menahan dan melecehkan wartawan lingkungan hidup, sementara era baru disinformasi iklim berfokus pada melemahkan solusi yang sudah terbukti, termasuk energi terbarukan.

Data dari Pew Research Center menyebutkan Perubahan Iklim Tetap Menjadi Ancaman Global Teratas dalam Survei 19 Negara' tahun 2022, sedangkan krisis iklim juga menjadi ancaman bagi para jurnalis dalam mengungkapkannya.

International Press Institute (IPI) melaporkan adanya ancaman terhadap liputan bebas dan independen mengenai perubahan iklim dan degradasi lingkungan dengan engungkap risiko-risiko yang melekat pada kebebasan pers.

Dengan kata lain, berita-berita tertentu yang bervariasi dari satu daerah ke daerah lain sebenarnya terlarang bagi jurnalis karena berbahaya dalam tugas peliputannya. “Sensor” ini membungkam informasi penting yang berkaitan dengan kepentingan publik dan membahayakan perjuangan untuk melindungi lingkungan dan mengatasi krisis iklim.

Dalam memecahkan permasaahan tersebut UNESCO menawarkan pedoman untuk membantu jurnalis dan ilmuwan, dengan strategi komprehensif yang mencakup:

  • Mencegah dan melindungi terhadap kejahatan yang dilakukan terhadap jurnalis.
  • Menjamin hak atas kebebasan berekspresi, kebebasan penelitian ilmiah, dan akses terhadap sumber informasi utama, selain memerangi dis-/misinformasi melalui jurnalisme.
  • Mempromosikan pluralitas, keragaman, dan kelangsungan hidup media, khususnya media regional, lokal, adat, dan/atau berbasis komunitas.
  • Memastikan tata kelola platform digital mendorong transparansi perusahaan teknologi, akuntabilitas, uji tuntas, pemberdayaan pengguna, serta moderasi dan kurasi konten berdasarkan standar hak asasi manusia internasional, sebagaimana tercantum dalam Pedoman Tata Kelola Platform Digital UNESCO.

Dengan adanya peringatan hari kebebasan pers sedunia, Jurnalis saat ini tidak lagi bekerja sendiri, mereka mengambil langkah bersama dengan adanya keterlibatan berbagai pihak mulai dari jaringan jurnalis, organisasi, dan lembaga global yang berkembang telah mengembangkan banyak sekali materi mulai dari panduan penyuntingan dan manual keselamatan hingga sumber daya hukum dan pendanaan termasuk alat dan perangkat, hingga pengumpulan hasil berita.

Kabar baiknya banyak lembaga kerjasama yang dapat dibangun untuk para jurnalis dalam bertugas, mereka akan memberikan panduan mengenai risiko fisik, digital, psikologis atau hukum di lapangan, serta penilaian dan perencanaan risiko.

Contohnya adalah apa yang dilakukan oleh lembaga Sumber daya pelaporan Lingkungan hidup IJNet yang dapat memberikan daftar organisasi (jurnalisme, pemerintah dan antar pemerintah, serta LSM) dan diperbarui secara berkala.

Ditambah lagi jaringan jurnalis untuk jurnalis, untuk mendukung, mengumpulkan, dan melatih jurnalis dan redaksi untuk menghasilkan liputan iklim yang teliti. Panduan dan penjelasan pelaporan komprehensif mereka mencakup sumber ahli, survei, serta alat visual dan data.

Tidak hanya berguna untuk para jurnalis, pelatihan dan jaringan jurnalis berserta berbagai sumber daya untuk mengelola pemberitaan juga disediakan untuk jurnalis di ruang redaksi, editor dan copy editor. (Amr-untuk Indonesia)

kata lain, berita-berita tertentu yang bervariasi dari satu daerah ke daerah lain sebenarnya terlarang bagi jurnalis karena berbahaya dalam tugas peliputannya. “Sensor” ini membungkam informasi penting yang berkaitan dengan kepentingan publik dan membahayakan perjuangan untuk melindungi lingkungan dan mengatasi krisis iklim.

Dalam memecahkan permasaahan tersebut UNESCO menawarkan pedoman untuk membantu jurnalis dan ilmuwan, dengan strategi komprehensif yang mencakup:

  • Mencegah dan melindungi terhadap kejahatan yang dilakukan terhadap jurnalis.
  • Menjamin hak atas kebebasan berekspresi, kebebasan penelitian ilmiah, dan akses terhadap sumber informasi utama, selain memerangi dis-/misinformasi melalui jurnalisme.
  • Mempromosikan pluralitas, keragaman, dan kelangsungan hidup media, khususnya media regional, lokal, adat, dan/atau berbasis komunitas.
  • Memastikan tata kelola platform digital mendorong transparansi perusahaan teknologi, akuntabilitas, uji tuntas, pemberdayaan pengguna, serta moderasi dan kurasi konten berdasarkan standar hak asasi manusia internasional, sebagaimana tercantum dalam Pedoman Tata Kelola Platform Digital UNESCO.

Dengan adanya peringatan hari kebebasan pers sedunia, Jurnalis saat ini tidak lagi bekerja sendiri, mereka mengambil langkah bersama dengan adanya keterlibatan berbagai pihak mulai dari jaringan jurnalis, organisasi, dan lembaga global yang berkembang telah mengembangkan banyak sekali materi mulai dari panduan penyuntingan dan manual keselamatan hingga sumber daya hukum dan pendanaan termasuk alat dan perangkat, hingga pengumpulan hasil berita.

Kabar baiknya banyak lembaga kerjasama yang dapat dibangun untuk para jurnalis dalam bertugas, mereka akan memberikan panduan mengenai risiko fisik, digital, psikologis atau hukum di lapangan, serta penilaian dan perencanaan risiko.

Contohnya adalah apa yang dilakukan oleh lembaga Sumber daya pelaporan Lingkungan hidup IJNet yang dapat memberikan daftar organisasi (jurnalisme, pemerintah dan antar pemerintah, serta LSM) dan diperbarui secara berkala.

Ditambah lagi jaringan jurnalis untuk jurnalis, untuk mendukung, mengumpulkan, dan melatih jurnalis dan redaksi untuk menghasilkan liputan iklim yang teliti. Panduan dan penjelasan pelaporan komprehensif mereka mencakup sumber ahli, survei, serta alat visual dan data.

Tidak hanya berguna untuk para jurnalis, pelatihan dan jaringan jurnalis berserta berbagai sumber daya untuk mengelola pemberitaan juga disediakan untuk jurnalis di ruang redaksi, editor dan copy editor. (Amr-untuk Indonesia)