Lognews.co.id, Jakarta - Rupiah pada Senin (13/3) pagi dibuka tergelincir lima poin atau 0,03% ke posisi Rp 15.455 per dolar AS, dibandingkan posisi Pada Jumat (10/3) pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.450 per dolar AS.
Sementara itu (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini menurun di tengah kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS), yang menyebabkan sentimen risk off di pasar.
, AS mengatakan pihaknya telah menutup SVB Financial Group untuk melindungi simpanan dalam kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan. Krisis modal di SVB telah menekan saham bank-bank secara global.
SVB gagal menopang neracanya melalui penjualan saham yang diusulkan pada Rabu (8/3) malam.
Runtuhnya SVB membuat investor berspekulasi Federal Reserve (Fed) sekarang akan enggan mengguncang perahu dengan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) bulan ini, dengan sorotan kuat pada data inflasi Selasa (14/3).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, rupiah tak bakal tumbang karena didukung 5 faktor fundamental yang akan menjadi kunci menguatnya Rupiah.
“Bank Indonesia tidak menargetkan level, melainkan memberikan direction bahwa Rupiah akan menguat.” kata Perry dikutip pada Kamis (23/2/2023). (Amr-untuk Indonesia)