السبت، 06 كانون1/ديسمبر 2025

Pendidkan Kontemporer: Pelajar Al-Zaytun Giling Padi Jepang 8.2 Ton Sehari, LSTEAMS Unggul!

تقييم المستخدم: 5 / 5

تفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجوم
 

lognews.co.id, Indonesia - Pelajar dari ekstrakurikuler pertanian di Al-Zaytun mencatat hari bersejarah menjadi pelajar ekstrakurikuler pertanian pertama yang mempraktikkan langsung cara menggiling padi di Istana Beras, Rabu, (8/10/25).

Padi yang digiling adalah hasil panen perdana atau utama dari ladang praktikum penelitian varietas Koshihikari (varietas Jepang) sebanyak 8,2 ton. Proses penggilingan menggunakan mesin rice milling ini menandai puncak dari serangkaian kegiatan yang telah dilalui pelajar, mulai dari pengelolaan lahan, penanaman, perawatan, hingga pemipilan.

Keilmuan Pertanian hingga Beras Jadi

Di bawah bimbingan ustaz dan ustazah yang merupakan pelaku pertanian, para pelajar di ekstrakurikuler ini dibekali berbagai keilmuan, mempersiapkan mereka untuk memahami dan mempraktikkan seluruh proses pertanian, dari hulu hingga menghasilkan beras jadi.

Panen perdana ini dilakukan oleh Syaykh Al-Zaytun Panji Gumilang bersama pelajar kelas X, XI, dan XII yang tergabung dalam ekskul pertanian.

perdana rice .iling

Tim Khusus 10 Pelajar Berhasil Giling 8,2 Ton Sehari

Proses penggilingan 8,2 ton padi ini ditargetkan selesai dalam satu hari dan hanya dikerjakan oleh 10 pelajar (8 pelajar putra dan 2 pelajar putri) dari kelas XI MIPA P1 dan P2 yaitu :

Pelajar kelas XI MIPA P1 

1. Abdussalam Rasyidi Damar Panuluh bin Arifin

2. Ahmad Fatih Almadani bin Dadang Nurjamal

3. Bagus Sutria Gumilang bin Sunardi

4. Raissa Ajeng Filiana binti Agus Robangi (Putri)

5. Kemal Pasha Abdullah bin Muhammad Aswin

 

Pelajar kelas XI MIPA P2

1. Ali Arridho 

2. Farkhan Abdillah bin Cayono

3. Muhammad Zaarif Ikhwan bin Md Rizal

4. Hafis Dinillah bin Ruyani

5. Masyitoh binti Ade Agus Sutarman (Putri)

Mesin rice milling yang digunakan khusus untuk padi Koshihikari varietas Jepang telah disiapkan oleh Ahmad Endang Suherman, Kepala Istana Beras, dengan kapasitas giling mencapai 2,5 ton per jam.

perdana rice miling banat

Tim pelajar mengorganisir proses tersebut dengan pembagian tugas yang efisien:

1. Pelajar Putri bertanggung jawab pada manajemen karung dan pencatatan, sesekali mencoba mengoperasikan mesin atau mengangkut padi.

2. Pelajar Putra dibagi menjadi kelompok khusus yang bertugas memasukkan padi ke dalam mesin dan kelompok yang mengemas beras utuh ke dalam karung.

Setelah sukses menggiling padi Koshihikari hasil panen perdana, pelajar selanjutnya akan menggiling 2,1 ton padi Koshihikari ratun 1 (panen kedua dari induk yang sama) sebagai bagian dari penelitian lanjutan bersama Syaykh Panji Gumilang.

Pengembangan Minat dan Cita-Cita

Program ekstrakurikuler pertanian di Al-Zaytun memberikan kesempatan yang sama kepada semua pelajar untuk terjun ke sawah maupun memilih tugas dalam tim. Selain praktik di lahan, pelajar juga didorong mengembangkan teknologi, seperti mengikuti perlombaan di universitas IPB Bogor dan UPI Bandung dalam menciptakan inovasi pertanian yang unggul.

Proses pembelajaran ini berhasil menumbuhkan antusiasme dan minat yang beragam di kalangan pelajar, membangkitkan minat dan cita-cita, mulai dari tertarik di bidang teknologi pertanian, menjadi pengusaha padi, tak jarang pelajar memiliki keyakinan bisa menjadi Menteri Pertanian. (Amri-untuk Indonesia)