السبت، 06 كانون1/ديسمبر 2025

​Semangat 'Kesadaran Kemanusiaan' Mengalir dari Dzikir Jumat Menuju Fondasi Politeknik

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

Disarikan dari Dzikir Jumat Syaykh Al Zaytun oleh Ali Aminuloh 

lognews.co.id, ​Indonesia – Masjid Rahmatan Lil 'Alamin kembali menjadi pusat getaran spiritual dan komitmen kolektif pada Dzikir Jumat (03/10/2025). Namun, majelis Dzikir Jumat kali ini memiliki gaung yang lebih jauh: menjemput momentum peletakan batu penjuru pembangunan Politeknik yang dijadwalkan pada 28 Oktober 2025 mendatang.

Lusi hakim

Persiapan acara peletakan batu penjuru ini semakin matang, terutama setelah kepastian kehadiran Bupati Indramayu. Hal ini berdasarkan hasil shilaturrahim Tim inti pendirian Politeknik, pada Rabu 1 Oktober 2025 lalu. "Beliau sanggup hadir," ujar Ketua tim, menunjukkan kesiapan panitia yang kini tengah merampungkan detail acara.

 Visi Kampus dan Legesi Bertanda Tangan

​Pembangunan Politeknik ini dirancang dengan visi arsitektur modern. Dalam detail gambar yang akan ditampilkan pada hari peletakan batu penjuru, terlihat gambaran bangunan utama pendidikan, ruang kuliah, dan asrama. Bangunan pendidikan direncanakan berdiri megah di tengah, menjadi fokus pandangan dari pintu masuk kampus, diapit oleh asrama putra dan putri.

​Yang menjadi pembeda dari proyek pembangunan ini adalah aspek partisipasi. Pada rancangan gambar kampus, dicantumkan tanda tangan, nama dan nominal sumbangan, para peserta yang hadir. Nominal sumbangan dicatat dan dihitung, namun yang paling ditekankan adalah "tanda tangan kesadaran kemanusiaan."

​"Gambar bertanda tangan ini menjadi legesi dalam pembangunan politeknik," ungkap Syaykh Al Zaytun. Beliau bahkan membandingkannya dengan pembangunan Al-Zaytun di masa lalu yang minim dokumentasi, hanya dicatat di balik almanak oleh Syaykh—sebuah catatan berharga yang kini banyak di antaranya sudah tidak ada.

 ​Ikrar Kolektif dan Target Dana Pembangunan

 ​Semangat partisipatif ini berakar dari Rapat Penetapan Program Politeknik pada 6 September 2025 lalu. Dari 71 orang yang hadir dalam rapat tersebut, semuanya berikrar untuk berpartisipasi dalam pengumpulan dana. Ikrar kolektif ini menghasilkan komitmen awal sebesar Rp. 1.145.000.000,-

​Dalam momentum Dzikir Jumat, disampaikan bahwa Syaykh telah menyumbang 23,7 % dari total azam, yang kemudian ditingkatkan lagi, sehingga mencapai sepertiga 33,34% dari total penerimaan sumbangan.

​Dengan sisa waktu menuju 28 Oktober, ditargetkan: "Mudah-mudahan bisa terkumpul 50-75% saat peletakan batu penjuru," kata Syaykh penuh optimisme.

​Bukan Yuroun, Tapi Liyunfiq

​Terkait ajakan sumbangan ini, ditegaskan bahwa kegiatan ini sama sekali bukan bersifat pamer (yuroun). Sebaliknya, inisiatif ini berpegang pada prinsip ilahi (QS At-Thalaq:7): “Liyunfiq dzu sa'atin min sa'atih, waman qudiro alaihi rizquhu falyunfiq...” (Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya).

​Inilah yang menjadi semangat bagi siapa pun, termasuk pelajar, untuk mencantumkan Azam (tekad/niat) dalam lembar partisipasi. Syarat untuk mengikuti acara peletakan batu penjuru adalah mencantumkan Azam tersebut. Mereka yang hadir akan dicatat namanya dan kesediaannya, dan nanti akan dibacakan.

​"Sebenarnya mencari dana itu tidak susah. Dan bagi yang sudah menyampaikan Azam tanggal 6 September 2025 lalu, boleh menambah lagi," pungkasnya, menegaskan bahwa pembangunan Politeknik ini adalah proyek warisan yang dibangun atas dasar kesadaran kemanusiaan dan partisipasi kolektif.