السبت، 06 كانون1/ديسمبر 2025

Santri Al-Zaytun Menjadi Bintang di Langit Indramayu pada Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

Oleh Ali Aminulloh

lognews.co.id - Senin, 22 September 2025, mentari seakan bersinar lebih terang di atas tanah Indramayu. Bagi enam santri dari Mahad Al-Zaytun, hari itu bukan sekadar hari biasa. Hari itu adalah penegasan, sebuah bukti bahwa ketekunan, ilmu, dan doa mampu berpadu menjadi sebuah mahakarya prestasi. Di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Indramayu yang khidmat, nama-nama mereka dipanggil satu per satu, menggema sebagai juara dalam ajang bergengsi Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) tingkat kabupaten. Ini adalah kisah mereka, kisah tentang mimpi yang diperjuangkan dalam sunyi dan dirayakan dalam haru.

Piala-Piala di Tangan Sang Pemenang

Panggung kehormatan itu menjadi saksi. Enam pahlawan muda dari Al-Zaytun berdiri dengan kepala tegak, membawa pulang piala-piala yang menjadi simbol dari jerih payah mereka. Prestasi ini terukir indah di setiap jenjang pendidikan.

Di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Said Luqman Emir bin Said Abdul Azi, seorang siswa cerdas dari kelas 6-B01, berhasil meraih Peringkat 2 dalam bidang Matematika. Ia membuktikan bahwa kecintaan pada angka dapat dimulai sejak dini. Melangkah ke tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), Jian Kayla Alisyah binti Jito Purnomo dari kelas 9-B-02 melanjutkan tradisi juara dengan merebut Peringkat 2, juga dalam mata pelajaran Matematika yang menantang.

Puncak kegemilangan diraih di tingkat Madrasah Aliyah (MA). Tiga medali emas berhasil diborong habis. Muhammad Dhuha Al Firdaus bin Suparmadi (Kelas 12.A.3) menaklukkan soal-soal Matematika dan meraih Peringkat 1. Di bidang Biologi, Adelia Nur Azizah binti Suratno (Kelas 12.A.N1) membuktikan penguasaannya atas ilmu hayati dengan menyabet Peringkat 1. Tak ketinggalan, Muhammad Romiz El-Buruji bin Abdurrahman (Kelas 11.A.4) memecahkan rumus-rumus Fisika dan berdiri di podium tertinggi sebagai Peringkat 1. Melengkapi kebahagiaan, Bianca Medina binti Selamet Kusdaryanto (Kelas 11.A.B) juga turut menyumbangkan piala dengan meraih Peringkat 3 di bidang Biologi.

 sains Indramayu

Di hadapan Kepala Kementerian Agama Kabupaten Indramayu, Dr. Aghuts Muhaimin, mereka menerima hadiah berupa piagam, trofi, dan uang pembinaan. Namun, hadiah terbesar adalah tiket emas untuk melaju ke tingkat provinsi pada bulan Oktober 2025 mendatang.

Di Balik Panggung: Doa, Usaha, dan Bimbingan Tulus

Sebuah kemenangan besar tidak pernah lahir dari proses yang instan. Di balik panggung gemerlap itu, ada tetesan keringat, jam-jam belajar yang panjang, dan bimbingan tulus dari para guru. Di bawah komando Pujananda Arif, tim olimpiade Al-Zaytun ditempa menjadi para pejuang ilmu yang tangguh. Para guru pembimbing, dengan sabar dan tekun, mengasah intan-intan ini hingga kilaunya memancar sempurna.

 1000212037

Sebagai wujud rasa syukur yang mendalam, pada hari Kamis, 25 September 2025, keluarga besar Mahad Al-Zaytun menggelar acara penyerahan hadiah ulang di Gedung Utsman bin Affan. Suasananya begitu hangat dan penuh kebanggaan. Ketua Majelis Guru, Drs. Purnomo, M.Pd., dalam sambutannya, tak henti mengucap syukur dan terima kasih.

"Ini adalah prestasi kita bersama. Kemenangan para santri adalah buah dari bimbingan ikhlas para guru," ujarnya dengan suara bergetar.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa perjalanan ini belum usai. "Ini bukan fase akhir, tapi baru fase pertama. Di tingkat provinsi nanti, saingannya akan jauh lebih berat. Mereka adalah juara dari kabupaten lain," pesannya kepada kelima santri yang akan berlaga lagi. Dengan tatapan penuh keyakinan, ia menambahkan, "Tapi yakinlah, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Tugas kita adalah berusaha semaksimal mungkin, setelah itu barulah kita bertawakal."

OMI 2025: Ikhtiar Mencetak Generasi Emas Berakhlak

Keberhasilan para santri Al-Zaytun adalah cerminan dari visi besar di balik penyelenggaraan Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025. Ajang perdana yang menggabungkan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES) ini bukan sekadar adu cerdas. OMI adalah sebuah ikhtiar mulia untuk membentuk generasi unggul yang tidak hanya cemerlang secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam karakter Islami dan berakhlak mulia.

Tujuannya jelas: mengasah potensi anak-anak madrasah agar mampu bersaing di panggung nasional bahkan internasional, mendorong mereka untuk berinovasi dengan tetap berpegang pada nilai-nilai keislaman, serta pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan madrasah secara keseluruhan. Kemenangan keenam santri ini adalah satu langkah kecil yang membuktikan bahwa visi besar itu mulai terwujud.

Epilog: Sebuah Pesan dari Podium Juara

Piala-piala itu kini berjejer rapi, berkilauan di bawah cahaya lampu. Namun, kilau sejatinya bukanlah pada logam yang dingin itu. Kilau itu terpancar dari mata para pemenang, dari semangat yang tak pernah padam, dan dari mimpi yang kini selangkah lebih dekat menuju kenyataan. Kemenangan mereka di Indramayu bukanlah akhir dari sebuah cerita, melainkan babak pembuka dari sebuah perjalanan yang lebih besar.

Oktober nanti, mereka akan kembali membawa nama Al-Zaytun dan Indramayu ke panggung yang lebih luas. Tantangan akan lebih terjal, namun bekal mereka bukan hanya rumus dan teori. Bekal mereka adalah doa yang terpanjat dalam s ujud, bimbingan tulus para guru, dan keyakinan bahwa setiap tetes keringat yang jatuh di jalan ilmu adalah ibadah.

 

Kisah mereka adalah pesan untuk kita semua: di dalam diri setiap santri, tersimpan potensi tak terbatas untuk menyeimbangkan antara zikir dan pikir, antara iman dan sains. Dan dari sanalah, dari bilik-bilik pesantren yang sederhana, akan lahir generasi emas yang siap membangun peradaban bangsa dengan cahaya ilmu dan keluhuran akhlak. Perjalanan menuju bintang baru saja dimulai.