الإثنين، 08 كانون1/ديسمبر 2025

Ribuan Ular dilepas, Kendalikan Hama Tikus di Indramayu

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

lognews.co.id – Ribuan ekor ular jenis Coelognathus radiatus atau ular lanang sapi ke area persawahan, Jumat (8/8/25). Langkah ini menjadi “Ular Sahabat Tani” yang bertujuan mengendalikan populasi hama tikus yang meresahkan petani.

Pelepasan dilakukan di sejumlah titik sawah yang mengalami serangan tikus parah. Lucky menggandeng YouTuber dan influencer untuk mengampanyekan gerakan ini.

“Kasihan petani gagal tanam dan rugi besar. Dengan gerakan ini, kita bantu mereka mengatasi hama,” ujarnya.

Menurut Lucky, ular lanang sapi adalah satwa asli Indramayu yang populasinya menurun akibat perburuan. Hilangnya predator alami seperti ular, biawak, dan burung hantu membuat populasi tikus tidak terkendali.

“Dulu tikus bisa terkontrol, tetapi sekarang jumlahnya meledak karena predatornya diburu,” kata Lucky.

Ia menilai pelepasan ular sebagai solusi alami yang lebih aman dibandingkan racun atau setrum listrik. Racun, menurutnya, membahayakan hewan lain, sementara setrum berisiko menimbulkan korban jiwa tanpa mengurangi jumlah tikus secara signifikan.

Sebelumnya, Lucky juga pernah melepas burung hantu di sawah. Namun ia menilai burung hantu hanya efektif memburu tikus dewasa pada malam hari dan tidak mampu menjangkau sarang. “Ular bisa masuk ke lubang dan memakan anak tikus,” jelasnya.

Lucky memastikan ular yang dilepas tidak berbisa, berukuran sedang, dan relatif jinak. Panjangnya maksimal 1,5 meter dengan tubuh sebesar jempol kaki orang dewasa. Jika bertemu manusia, ular akan menghindar, dan gigitannya hanya menimbulkan luka lecet.

Ular lanang sapi mampu memangsa dua hingga tiga ekor tikus dewasa per minggu atau lebih dari sepuluh anak tikus jika masuk ke sarang. Warnanya cokelat kekuningan dengan garis hitam memanjang membuatnya mudah dikenali petani agar tidak dibunuh.

Lucky berharap program ini mendapat dukungan luas. “Semoga petani makin sejahtera,” katanya. (sahil untuk Indonesia)