PEMILU
الخميس، 14 تشرين2/نوفمبر 2024

Nyaris Hantam Pemukiman Warga, Roket China Jatuh Di Kalimantan

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

Lognews201.com, Jakarta  -  Akhir pekan kemaren telah terjadi ledakan di Kalimantan diakibatkan serpihan roket Long March 5 B jatuh di sekitar rumah warga, Core stage yang berbobot  22 ton itu jatuh disekitar perkampungan warga sekitar lalu akhirnya ditemukan.

Kini serpihan-serpihan tersebut sudah mulai ditemukan. Warga di daerah sekitar perbatasan Indonesia dan Malaysia melaporkan penemuan rongsokan roket.

Beberapa bagian roket yang ditemukan berukuran cukup besar sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan parah jika jatuh di area pemukiman.

Untungnya rongsokan itu jatuh di wilayah terbuka sehingga tidak menimbulkan kerugian dan kerusakan.

Melansir dari detik.com pada Senin (2/8/2022) astrofisika dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics Jonathan McDowell mengatakan bahwa CZ-5B (puing-puing) signifikan jatuh di Kalimantan, Indonesia dan Serawak, Malaysia dan untungnya tidak ada korban atau kerusakan yang dilaporkan jika meleset jatuhnya bisa lain cerita.

Roket Long March 5B diluncurkan pada 24 Juli untuk mengantarkan modul Wentian yang akan menjadi bagian dari stasiun luar angkasa Tiangong milik China. Core stage roket itu ikut masuk ke orbit dan enam hari kemudian ditarik oleh atmosfer bumi.

Roket ini jatuh tidak terkendali, berbeda dengan kebanyakan roket yang bisa disetir agar jatuh di area yang tidak dihuni atau di lautan, atau seperti kasus roket Falcon 9 milik SpaceX yang bisa didaratkan secara vertikal untuk digunakan kembali.

Skenario Long March 5B tidak hanya unik tapi juga kontroversial karena potensi kerusakan dan jatuhnya korban jiwa yang bisa ditimbulkan. Setelah jatuhnya roket terbaru ini, badan antariksa China pun dihujani kritik oleh ilmuwan dan petinggi di komunitas antariksa.

Administrator NASA Bill Nelson mengatakan bahwa semua negara yang melakukan perjalanan ke luar angkasa harus mengikuti standar yang sudah ada, dan melakukan tugasnya untuk memberi informasi semacam ini agar bisa menghadirkan prediksi yang akurat terkait risiko kejatuhan serpihan, terutama untuk kendaraan besar seperti Long March 5B, dengan risiko besar kehilangan nyawa dan kerusakan bangunan.

"Hal ini sangat penting dilakukan untuk bertanggung jawab atas penggunaan luar angkasa dan memastikan keamanan orang di Bumi," tambahnya.

Puing-puing yang jatuh di Afrika Barat adalah bekas peluncuran roket Long March 5B yang pertama pada Mei 2020, tepatnya di Pantai Gading. Peluncuran kedua pada April 2021 menyisakan roket yang jatuh di Samudera Hindia.

Sepertinya kasus roket China jatuh terkendali tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Roket Long March 5B dijadwalkan untuk mengantarkan modul Tiangong ke orbit pada musim gugur mendatang, mungkin pada Oktober 2022.   (Dunkz)