lognews.co.id, Jakarta - Pengungsi korban banjir di Demak, Jawa Tengah, mencapai 21.000 jiwa. Pengungsi ini membutuhkan pasokan makanan karena rumah mereka dan stok logistik tenggelam.
Hal itu disampaikan Pimpinan Baznas Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, dalam konferensi pers bertajuk "Aksi Baznas Dalam Mengatasi Bencana Banjir di Indonesia", di Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Menurut dia, korban banjir Demak yang semula terdampak satu kecamatan menjadi empat Kecamatan. Ini dikarenakan Kementerian PUPR belum mampu membendung dua tanggul yang jebol yang lumayan lebar.
"Para korban bencana hari ini diuji dengan daya reseliensinya atau daya tahan. Karenanya, gotong-royong dari seluruh masyakat Indonesia menjadi kunci agar para korban dapat dibantu dengan maksimal," ujarnya.
Saidah menambahkan, dalam kebencanaan Baznas bergerak dalam tiga hal, yakni kedaruratan yang ditangani oleh tim evakuator. Kemudian, tim rumah sakit Baznas menyediakan layanan pengobatan, selanjutnya bidang pendidikan yang menyediakan forum-forum psikososial untuk anak-anak.
"Kita melihat pascabanjir, yaitu kerugian yang mengakibatkan munculnya kemiskinan-kemiskinan baru. Ini yang akan kita antisipasi daya dukung dari publik, jadi butuh gotong-royong di antara kita," ucapnya.
Sementara, Ketua Baznas KH Noor Ahcmad menyampaikan, pihaknya mengajak segenap masyarakat bergotong royong dalam membantu korban terdampak bencana yang sedang terjadi di Indonesia. Menurutnya, encana di Indonesia terdapat di 11 provinsi dan 46 kabupaten/kota, seperti erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah, Gunung Lewatobi Laki-laki di NTT, termasuk di banjir Demak, Jawa Tengah
Khusus di Demak, menurut Kiai Noor, bantuan Baznas terus dilanjutkan. Karena bencana banjir yang terjadi di wilayah tersebut diprediksi tidak bisa tertangani dengan tuntas serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
"Kita melanjutkan program tanggap darurat, evakuasi, dan logistik termasuk juga mitigasi bencana seperti yang kita lakukan di Demak itu. Ternyata, banjir meluas dari satu kecamatan menjadi tiga Kecamatan, dan sekarang menjadi empat kecamatan," ujarnya.
Lebih lanjut, Noor menyampaikan bahwa untuk penanganan awal bencana, Baznas memiliki unit Baznas Tanggap Bencana (BTB). Unit ini diharapkan menjadi yang terdepan dalam membant masyarakat yang terdampak bencana. (Amr-untuk Indonesia)