lognews.co.id, Jawa Tengah, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, telah membagikan upayanya dalam menjadikan Solo sebagai Kota Toleransi, dengan harapan menghilangkan label mencekam yang melekat pada kota tersebut. Salah satu langkah yang diambil adalah menerapkan ornamen keagamaan yang disesuaikan dengan tema agama yang sedang merayakan hari raya, dan rutin dipasang di kawasan Balai Kota Solo saat peringatan hari raya.
Gibran mengungkapkan bahwa saat ini Kota Solo sedang dalam proses mengubah citranya. Dia juga menyebutkan bahwa tokoh agama di Kota Solo mendukung kebijakannya dalam mencapai tujuan ini.
"Kita tahu sendiri, kita berproses dari kota yang image-nya mencekam, jadi seperti sekarang. Ya karena dukungan dari seluruh pemuka agama, para-para kiai, hari ini ketemu alumni Tebu Ireng, ada tambahan kekuatan lagi," kata Gibran kepada awak media pada Sabtu (1/7/2023).
Selama menjadi pembicara dalam Seminar Kebangsaan di Ponpes Az Zayadiy Solo, Gibran memaparkan dukungan yang telah ia terima selama ini. Menurutnya, semua lapisan masyarakat di Solo bersatu untuk mengeliminasi kasus-kasus intoleransi.
"Dari saya, alhamdulillah senang sekali karena mendapatkan banyak dukungan. Dukungan itu berasal dari Gus Karim, kiai-kiai di sini, dari TNI-Polri, semuanya berkolaborasi ketika menghadapi kasus-kasus intoleransi. Kami juga senang karena warga juga mendukung semua program pemerintah. Kami tidak ingin Solo terus-menerus memiliki citra buruk, kami ingin mengubahnya. Kami ingin tamu dan wisatawan yang datang merasa nyaman dan disambut dengan baik," ungkapnya.
Gibran menambahkan bahwa dengan citra kota yang baik, Kota Solo akan menarik minat investor. Dia menjelaskan bahwa pada awal masa jabatannya sebagai Wali Kota, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan sebesar 1,47 persen akibat pandemi COVID-19. Namun, setelah setahun menjabat, angka pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi 4 persen, dan tahun lalu mencapai 6,25 persen.
Sebagai Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka terus berupaya memperkuat Solo sebagai Kota Toleransi untuk memberikan rasa nyaman kepada masyarakat.
"Dulu, banyak citra buruk tentang Solo, dan kami ingin mengubahnya. Alhamdulillah, kami mendapatkan banyak dukungan dari Kapolres, Dandim, dan juga guru kami, Gus Karim (pengasuh pondok Az-Zayadiyy Abdul Karim)," katanya saat berbicara dalam Seminar Kebangsaan tentang Penanggulangan Bahaya Radikalisme Masa Depan dan Keberhasilan Gerakan Toleransi Solo Terhadap Kemajuan Ekonomi. (rifAI)